Rabu, 10 September 2008

Gay,apakah sebuah pilihan ataukah genetik?



Percintaan sesama jenis,apakah itu gay or lesbian merupakan hal yg common dikota besar saat ini.Sebenernya sih fenomena ini udah terjadi berjuta2 tahun yg lalu,tentunya sesudah zaman dimana dinosurus punah.Entah kenapa gw tertarik untuk membahas pertanyaan yg dilontarkan salah seorang temen gw ini, pada dasarnya sih gw prihatin aja dimana jumlah populasi laki-laki dan wanita itu udah sangat nge-gap ya gimana enggak berdasarkan riset aja dari setiap kelahiran 4 bayi perempuan hanya diimbangi dengan kelahiran 1 orang bayi laki2 saja.Waduh kebayang dunk betapa ketatnya persaingan antara sesama wanita untuk memperebutkan satu orang lelaki saja(masa bodo deh dia ganteng apa enggak).Hal ini,tentunya akan diperparah dengan masuknya kaum homo seksual dan waria yang juga berburu mangsa yang sama yaitu lelaki straight or kita sebut saja normal. Nah,kembali kepada pertanyaan diatas apakah gay sebuah pilihan ataukah genetik?
Berdasarkan buku yg gw baca,mereka emang gak stated secara jelas sih tapi dari arahnya mereka berfikir bahwa kaum gay adalah genetik,karena dari penjelasan ilmiahnya adalah bahwa bayi2 cowok pada waktu dikandung oleh ibunya dan tidak mendapat asupan hormon testosteron dengan cukup berpotensi menjadi seorang gay,nah sisanya adalah linggkungan yang akan membentuk sifat dan karakternya.
According to holly quran or bible bahwa kota sodom dihancurkan untuk memperingatkan kaum homoseksual soal perilaku mereka yg tidak disukai oleh TUHAN. Nah,dari kedua sumber ini sih gw pribadi menarik kesimpulan bahwa seorang pria menjadi gay adalah merupakan pilihan hidupnya, karena yaitu tadi mana mungkin Tuhan menakdirkan seseorang menjadi seorang gay, mungkin dia mempunyai potensi menjadi gay seperti penjelasan ilmiah diatas tetapi lingkungan dia dan pola pikirnya dia lah yang sangat berperan membentuk karakternya dia menjadi seorang gay. Sumpah gw nulis ini bukan maksud buat menghakimi bahwa jadi gay itu nista atau apalah tapi lebih mempertanyakan penjelasan dibalik fenomena ini.
Sekali lagi maaf jika penjelasan gw menyinggung kaum tertentu, dan buat para pembaca yg mungkin punya opini lain ditunggu aja deh komentnya...

Kamis, 04 September 2008

pernikahan


Kalo kita, perempuan memang terkadang suka berpikir yang indah-indah anak perempuan kalo ditanya biasanya udah mempunyai pandangan sempurna soal pernikahan mereka nantinya gak heran deh,kalo film-film komedi romantis yang melulu menyodorkan tentang akhir yang happy ending selalu diminati kaum perempuan.
Kalo ditanya soal pernikahan,Jujur kuliah dan buku-buku yang gw baca sedikit banyak membuat cara berfikir gw kelewat bebas merdeka dan cenderung lebih feminist..buat gw pernikahan itu cuman imperialisme zaman modern untuk memperbudak kaum wanita aja.
Tapi anehnya gw punya satu kebiasaan yg bertolak belakang sekali dengan pandangan gw tersebut diatas. Gw suka banget dateng keacara-acara pernikahan entah itu keluarga gw sendiri ataupun orang lain, gak tau kenapa..gw suka aja liat moment bahagia sebuah pernikahan.
kayak foto diatas,gue datang keacara malam ba'inainya kk sepupu gw.Gw salut ma dya ditengah wedding planner yg menawarkan konsep modern,kk sepupu gw ini memilih konsep traditional minimalis buat pernikahannya keliatan banget dari prosesi adat minang lengkap dalam pernikahanya dia.
Kalo selama ini gw selalu dateng ke acara bachelor partynya temen-temen gw yang married yg biasanya selalu menghadirkan stripptis dan menyodorkan acara hura-hura belaka,yang merupakan ajaran western culture. Gue baru tau kalau ternyata budaya lokal juga punya bachelor party jenis lain yang menyodorkan suasana yang lain,berbeda dan tentunya lebih menonjolkan unsur budaya timur.Malam ba'inai contohnya yaitu malam penuh nasihat bagi pengantin perempuan untuk dilahirkan kembali menjadi istri. Menurut filosofinya sih, wanita itu mengalami 3 kali kelahiran yaitu saat dia menjadi seorang anak perempuan,istri,dan ketika menjadi seorang ibu.
Maknannya adalah dimana disetiap keliaharan tersebut dapat menjadi role model yang baik bagi keluarganya dan orang lain.